Persiapan sebelum event adalah hari-hari paling hectic yang pernah gue rasain. Harus UAS, nyari celana training, sepatu baru sama kaos kaki ke Blok M, dan selesaiin tugas. Gue aja baru packing semalem sebelum berangkat. I don't sleep until like really really late.
Besok paginya jam 8, gue harus ke kampus buat UAS. Untung aja dosen dan bagian akademik kampus ngasih izin untuk UAS duluan. Kalo engga, gue terancam buat susulan dan bayar biaya tambahan (maklum gak mau rugi).
Hari menuju event semakin dekat. Gue, Atun, sama Ka Yus berangkat bareng naik Grab Car ke venue sehari sebelum event, kalo gak salah waktu itu hari jumat. Well, bukan Felicia Adinda namanya kalau gak melupakan sesuatu. Gue kelupaan bawa dokumen Pak Fikri. Panik mode on padahal udah setengah jalan dan udah masuk ke jalan tol. Akhirnya kata Pak Fikri gak papa nanti gampang ngeprint lagi. What did we do to deserve him :')
Waktu itu kita nginep di Fave Hotel yang cukup deket dari venue dan terletak di belakangnya Mall Kelapa Gading. Gue, Atun, dan Ka Desi harus stay di satu kamar hotel tapi karna gak ada extra bed, akhirnya kita tidur di satu king size bed.
Selesai beres-beres di Hotel, kita pergi ke venue. FYI, venue wheelchair tennis ada di Klub Kelapa Gading.
H-1 kita masih tarik-tarik kabel dan briefing soal teknis terakhir sebelum hari H. I genuinely so excited meskipun perasaan takut bikin salah masih ada. Malem tiba dan suasana venue makin berasa hidup karena dekornya yang mulai comes together. Kenorakan yang tidak dapat di tahan, akhirnya kita foto-foto dengan latar changing lamp yang jadi dekorasi. Like one of this:
Well, gak ngerti berapa banyak kita foto-foto, intinya gue sempet jadi poling alias tukang foto keliling. Anaknya emang perfeksionis dan penuh dengan jiwa seni, jadinya harus all out meskipun fotoin orang dan bahkan ga dibayar :)
Hari H tiba, we woke up early and let me tell you, I think breakfast is my favorite time of the day. Gue gak tau naik berat badan berapa banyak karna semua breakfast di Fave udah gue cobain, serakus itu emang anaknya.
Sampe di venue, kita kembali briefing. Turns out ada beberapa hal yang harus dirubah. Pak Fikri pernah bilang kalau beberapa hari pertama akan banyak pertandingan, bisa sampai 20 pertandingan tapi dengan durasi yang pendek karena masih babak penyisihan,
Jadi teknis awalnya, kita akan punya seorang partner buat gantian masukin score. Tapi beberapa perubahan teknis harus dilakukan. Kita berempat yang perempuan akan ditempatkan di meja tempat scoring di lakukan dan yag empat laki-laki lainnya akan memantau score di lapangan yang gak keliatan dari meja scoring. Awalnya kita semua akan pegang walkie talkie untuk komunikasi dalam jarak jauh, tapi karena beberapa walkie talkie rusak jadinya beberapa dari kita harus komunikasi lewat Whatsapp. I know, beberapa persoalan teknis ini sangat tidak convenient.
Karena beberapa pertandingan masih berjalan saat waktu makan siang, beberapa kali kita harus makan sambil scoring. Ada juga saat dimana makan siang kita terlambat sampe pada maag, dan yang sediain catering jadi bahan gibah untuk beberapa saat. Ada juga waktu kita gak tahu menau soal snack, apakah bakalan dapet atau engga. Jadi ada beberapa orang baik misalnya bapaak-bapak dari bagian lain yang ngasih snack dan susu. Kadang snack-nya kelebihan, makan malem juga kelebihan karena beberapa dari kita yang pilih untuk makan di luar karena bosen sama nasi box, akhirnya ita sumbangin ke anak jalanan atau pengemis. Ada juga saat dimana panasnya hari itu jadi alasan kita craving untuk gofood float-nya KFC. Gue bisa nulis satu blogpost dedikasi untuk makanan doang kalo ini diterusin,
Another my favorite time of the day probably is right when we finished matches and go back to tent. I called my mom and talk about everything that happened that day, catch up with my babies yang kayanya ga diurusin kalo gue gak di rumah, tapi sempet dikirimin foto milo lagi makan sih, so I'm fine.
And then another favorite moment sih tiap acara selesai. Karena gue adalah anak rumahan yang hampir selalu ngerasa was was tiap pergi ke luar karena pasti ortu selalu nanyain dan marah kalo pulang kemaleman, ga mikirin waktu kapan harus pulang ke rumah adalah perasaan yang menyenangkan. Rasanya bebas banget, so I love it.
I got to stay up late dan keluar makan bareng dan nonton live music sama temen-temen sampe jam 12 malem lebih, and no one can scold me.
I think another favorite moment adalah ketika gue bisa mandi air anget after a long day, take off my makeup, dan pulang dengan keadaan kamar hotel yang bersih dan rapi. I feel so spoiled wkwk. Maklum ya, anak terakhir yang tinggal sendirian di rumah, jadi I have to do almost everything and it feels good to not have to think about it for a while.
I think another favorite moment adalah saat kita kumpul di resto hotel padahal restonya gelap dan udah ga buka. Atun yang ngerjain tugas sibuk nelfon temennya dan ngerasa tertipu sama pop mie yang dibeli ka pat karna ternyata itu pedes banget. I drink my coke while playing another Ludo game, I think I win that time.
Eh iya, gak lupa bickering moment-nya Atun sama Ipay wwkwkwk. Ya Lord, mereka lucu bat kalo lagi adu bacot. Kadang Atunnya terlalu baper, Ipaynya juga yang sebodo amat. Sungguh sebuah kombinasi. Gue sama Katit sampe capek dengernya.
Can we talk about how we sleep tho? Aku, Atun sama Ka Desi tidur di satu kasur maybe King Size bed. Kita melintang, Atun di kepala kasur, Ka Desi di kaki kasur, dan aku di tengah. Ka Desi yang jadi saksi mata waktu Atun berusaha nyemplak gue, dan gue dorong kakinya secara gak sadar wkwkwk.
Soal baju, awalnya kita mau janjian untuk taro cucian di laundry, but guess what, akhirnya kita nyuci di wastafel dan bikin gantungan di kamar mandi. Well, it was a mess.
Oh, can we talk about a turn off moment? Jadi kiita kan jaga di meja scoring nih, anteng disitu, kerja yang bener. Susunannya dari luar ada Atun, aku, Ka Yus dan Ka Laura (kanan ke kiri).
Kadang di waktu-waktu tertentu di samping atun suka ada bapak-bapak yang dare I say udah hampir kakek-kakek dengan rambut ubanan yang ditutup topi. Dia berdiri sambil perhatiin kerjaan kita padahal kita gak pernah liat dia sebelumnya and definitely gak ada huubungannya sama team kita secara langsung. Dia pernah koreksi gue ketika gue telat atau salah masukin score. Karena gue adalah anak baik yang selalu mikir positif ke orang lain, gue gak ada firasat apa-apa ke kakek ini, meskipun ya kadang senyumnya agak creepy sih.
Kakek itu dateng beberapa kali dalam sehari dan kejadian itu berjalan mungkin sekitar 3 hari. Di hari ketiga ketika acaara udah selesai dan gue lagi jalan keliling sendirian buat nyari Pak Fikri, gue ketemu lagi sama kakek itu di luar venue pas gue lagi jalan ke tenda. Dia nyamperin gue dan ngajak ngobrol. Nanyain rumah dimana, dll hingga sampai ke pertanyaan,"aku boleh minta nomor kamu ga?"
Saat itu gue langsung panik dan buru-buru bilang, kalau gue ga bisa dan jalan cepet ke tenda. Ternyata di tenda lagi sepi, cuma ada Ka Pat sama Ka Desi, karna takut aku langsung cerita ke mereka. Ka Pat mukanya langsung serius dan nanya yang mana orangnya biar diajak ngomong. Lah, makin panik dong gue. I don't wanna cause anything, jadi gue bilang buat jangan lakuin hal yang aneh-aneh. Somehow keesokan harinya semua orang tau :) susah emang kalo ngomong sama tukang gibah.
But I actually thankful karna ternyata mereka peduli dan bilang mau jagain kalo ada kakek-kakek itu lagi. Kan gue jadi terharu. But after that dia gak pernah lagi sih nyamperin ke meja..
Abis ngomongin yang ga enak, mari bicara hal yang seru. Di event itu gue ketemu umpire yang kece-kece banget. Ada satu mas ganteng yang keliatan arab gitu, mbak dari Korea yang mirip sama Suga-nya BTS coba. Kita sempet foto di akhir acara tapi yang punya fotoin gak mau kasih fotonya :) Susah banget nyari tau soal dia, tapi waktu doi lagi berdiri di meja kita, aku sempet ngambil foto ID Card-nya, I'm sorry.
Tidak lupa kunjungan dan support dari Denies yang dateng ke venue. Actually, doi yang menginspirasi gue buat ikut event ini, karena doi sebelumnya juga volunteer di Asian Games di tahun yang sama.
Can't forget keseruan hari terakhir sekaligus penutupan event. Awalnya upacara dan formalitas foto-foto. Abis itu flashmob dan tiba-tiba jadi battle dance. I think this is the happiest moment, momen penuh euphoria. Kerusuhan yang berkesan.
Is it the time where I sum up this story? Banyak banget hal teknis yang gak ideal, mau soal event dan di luar event. Tapi justru hal itu yang bikin setiap momennya jadi berarti. When I say that I cherish every moment in this event, from the very beginning till the end, you best believe it that I do. Kalo ngga, gue gak mungkin nyimpen foto seonggok kotak makanan.
Layaknya abis dapet award, I wanna say thank you ke Ka Pat yang mungkin gak bakalan baca, but if you do, Hi and thank you karna udah nawarin aku buat ikut. Makasih juga buat temen-temen team Ka Desi, Bang Bas, Ka Yus, Ka Laura, Ipay, Ryan, last but not least, Katit (ea). Big thanks to Pak Fikri for being so nice and a good leader for us. Kalo ditambahin makasih ke WSL kepanjangan ga? Baiklah, makasih juga buat WSL yang sudah mempertemukan kita semua dan juga sudah membayar kita dengan baik.
Mungkin ini lebih ke cerita personal dari pada teknis kerja dll. Apakah ini membatu? Idk ya. Maaf kalau ada orang yang cari legit informasi dari sini, you probably won't find it. But I still wanna write this down.
Makasih banget yang udah baca sampe selesai, kalau ada yang mau tanya soal teknis kerjanya atau important details that I might miss, sila ditanya. I guess I'll speak to you a next time.
H-1 kita masih tarik-tarik kabel dan briefing soal teknis terakhir sebelum hari H. I genuinely so excited meskipun perasaan takut bikin salah masih ada. Malem tiba dan suasana venue makin berasa hidup karena dekornya yang mulai comes together. Kenorakan yang tidak dapat di tahan, akhirnya kita foto-foto dengan latar changing lamp yang jadi dekorasi. Like one of this:
Sok ganteng banget ih, males |
Difotoin atun ft. brand ambassador Aqua |
Behind the scene be like |
Sampe di venue, kita kembali briefing. Turns out ada beberapa hal yang harus dirubah. Pak Fikri pernah bilang kalau beberapa hari pertama akan banyak pertandingan, bisa sampai 20 pertandingan tapi dengan durasi yang pendek karena masih babak penyisihan,
Jadi teknis awalnya, kita akan punya seorang partner buat gantian masukin score. Tapi beberapa perubahan teknis harus dilakukan. Kita berempat yang perempuan akan ditempatkan di meja tempat scoring di lakukan dan yag empat laki-laki lainnya akan memantau score di lapangan yang gak keliatan dari meja scoring. Awalnya kita semua akan pegang walkie talkie untuk komunikasi dalam jarak jauh, tapi karena beberapa walkie talkie rusak jadinya beberapa dari kita harus komunikasi lewat Whatsapp. I know, beberapa persoalan teknis ini sangat tidak convenient.
Pemandangan dari meja scoring |
Can we talk about how people always mistook us as a volunteer. Kadang beberapa kali kita didatengin pengunjung untuk beli aqua di kulkas samping meja kita padahal udah jelas ada tulisan kalau minuman itu untuk atlet. Padahal di kulkas itu harusnya ada anak volunteer yang jagain. Atau atlet yang nanyain practice ball ke meja kita. Banyak momen yang bikin kita mikir kalo event ini terlalu banyak volunteer di venue yang kecil jadi keliatan terlalu rame dan sampe sekarang pun gue masih kurang paham sama kerjanya volunteer yang at least ada di sekitar meja kita.
Karena beberapa pertandingan masih berjalan saat waktu makan siang, beberapa kali kita harus makan sambil scoring. Ada juga saat dimana makan siang kita terlambat sampe pada maag, dan yang sediain catering jadi bahan gibah untuk beberapa saat. Ada juga waktu kita gak tahu menau soal snack, apakah bakalan dapet atau engga. Jadi ada beberapa orang baik misalnya bapaak-bapak dari bagian lain yang ngasih snack dan susu. Kadang snack-nya kelebihan, makan malem juga kelebihan karena beberapa dari kita yang pilih untuk makan di luar karena bosen sama nasi box, akhirnya ita sumbangin ke anak jalanan atau pengemis. Ada juga saat dimana panasnya hari itu jadi alasan kita craving untuk gofood float-nya KFC. Gue bisa nulis satu blogpost dedikasi untuk makanan doang kalo ini diterusin,
Another my favorite time of the day probably is right when we finished matches and go back to tent. I called my mom and talk about everything that happened that day, catch up with my babies yang kayanya ga diurusin kalo gue gak di rumah, tapi sempet dikirimin foto milo lagi makan sih, so I'm fine.
And then another favorite moment sih tiap acara selesai. Karena gue adalah anak rumahan yang hampir selalu ngerasa was was tiap pergi ke luar karena pasti ortu selalu nanyain dan marah kalo pulang kemaleman, ga mikirin waktu kapan harus pulang ke rumah adalah perasaan yang menyenangkan. Rasanya bebas banget, so I love it.
I got to stay up late dan keluar makan bareng dan nonton live music sama temen-temen sampe jam 12 malem lebih, and no one can scold me.
I think another favorite moment adalah ketika gue bisa mandi air anget after a long day, take off my makeup, dan pulang dengan keadaan kamar hotel yang bersih dan rapi. I feel so spoiled wkwk. Maklum ya, anak terakhir yang tinggal sendirian di rumah, jadi I have to do almost everything and it feels good to not have to think about it for a while.
Nyantai abis breakfast kaya orang bener |
Eh iya, gak lupa bickering moment-nya Atun sama Ipay wwkwkwk. Ya Lord, mereka lucu bat kalo lagi adu bacot. Kadang Atunnya terlalu baper, Ipaynya juga yang sebodo amat. Sungguh sebuah kombinasi. Gue sama Katit sampe capek dengernya.
This is pretty much how they look everytime |
Soal baju, awalnya kita mau janjian untuk taro cucian di laundry, but guess what, akhirnya kita nyuci di wastafel dan bikin gantungan di kamar mandi. Well, it was a mess.
Oh, can we talk about a turn off moment? Jadi kiita kan jaga di meja scoring nih, anteng disitu, kerja yang bener. Susunannya dari luar ada Atun, aku, Ka Yus dan Ka Laura (kanan ke kiri).
Kadang di waktu-waktu tertentu di samping atun suka ada bapak-bapak yang dare I say udah hampir kakek-kakek dengan rambut ubanan yang ditutup topi. Dia berdiri sambil perhatiin kerjaan kita padahal kita gak pernah liat dia sebelumnya and definitely gak ada huubungannya sama team kita secara langsung. Dia pernah koreksi gue ketika gue telat atau salah masukin score. Karena gue adalah anak baik yang selalu mikir positif ke orang lain, gue gak ada firasat apa-apa ke kakek ini, meskipun ya kadang senyumnya agak creepy sih.
Kakek itu dateng beberapa kali dalam sehari dan kejadian itu berjalan mungkin sekitar 3 hari. Di hari ketiga ketika acaara udah selesai dan gue lagi jalan keliling sendirian buat nyari Pak Fikri, gue ketemu lagi sama kakek itu di luar venue pas gue lagi jalan ke tenda. Dia nyamperin gue dan ngajak ngobrol. Nanyain rumah dimana, dll hingga sampai ke pertanyaan,"aku boleh minta nomor kamu ga?"
Saat itu gue langsung panik dan buru-buru bilang, kalau gue ga bisa dan jalan cepet ke tenda. Ternyata di tenda lagi sepi, cuma ada Ka Pat sama Ka Desi, karna takut aku langsung cerita ke mereka. Ka Pat mukanya langsung serius dan nanya yang mana orangnya biar diajak ngomong. Lah, makin panik dong gue. I don't wanna cause anything, jadi gue bilang buat jangan lakuin hal yang aneh-aneh. Somehow keesokan harinya semua orang tau :) susah emang kalo ngomong sama tukang gibah.
But I actually thankful karna ternyata mereka peduli dan bilang mau jagain kalo ada kakek-kakek itu lagi. Kan gue jadi terharu. But after that dia gak pernah lagi sih nyamperin ke meja..
Abis ngomongin yang ga enak, mari bicara hal yang seru. Di event itu gue ketemu umpire yang kece-kece banget. Ada satu mas ganteng yang keliatan arab gitu, mbak dari Korea yang mirip sama Suga-nya BTS coba. Kita sempet foto di akhir acara tapi yang punya fotoin gak mau kasih fotonya :) Susah banget nyari tau soal dia, tapi waktu doi lagi berdiri di meja kita, aku sempet ngambil foto ID Card-nya, I'm sorry.
Bawaan mas Umpire kecenya |
Mbak Umpire Korea yang mirip Suga BTS |
Can't forget keseruan hari terakhir sekaligus penutupan event. Awalnya upacara dan formalitas foto-foto. Abis itu flashmob dan tiba-tiba jadi battle dance. I think this is the happiest moment, momen penuh euphoria. Kerusuhan yang berkesan.
Is it the time where I sum up this story? Banyak banget hal teknis yang gak ideal, mau soal event dan di luar event. Tapi justru hal itu yang bikin setiap momennya jadi berarti. When I say that I cherish every moment in this event, from the very beginning till the end, you best believe it that I do. Kalo ngga, gue gak mungkin nyimpen foto seonggok kotak makanan.
Layaknya abis dapet award, I wanna say thank you ke Ka Pat yang mungkin gak bakalan baca, but if you do, Hi and thank you karna udah nawarin aku buat ikut. Makasih juga buat temen-temen team Ka Desi, Bang Bas, Ka Yus, Ka Laura, Ipay, Ryan, last but not least, Katit (ea). Big thanks to Pak Fikri for being so nice and a good leader for us. Kalo ditambahin makasih ke WSL kepanjangan ga? Baiklah, makasih juga buat WSL yang sudah mempertemukan kita semua dan juga sudah membayar kita dengan baik.
Mungkin ini lebih ke cerita personal dari pada teknis kerja dll. Apakah ini membatu? Idk ya. Maaf kalau ada orang yang cari legit informasi dari sini, you probably won't find it. But I still wanna write this down.
Makasih banget yang udah baca sampe selesai, kalau ada yang mau tanya soal teknis kerjanya atau important details that I might miss, sila ditanya. I guess I'll speak to you a next time.
Mantap kak, yg "ahjushi fighting!!"
ReplyDeleteGada ya kak?
wah masnya tau lebih banyak ya dari saya, ikut APG juga ya?
Delete