Tips Makeup Untuk Beginner: Foundation (What I Learn from Doing Makeup for 2 Years)


Hai semuanyaa... Assalamualaikum...

Setelah sekian lama akhirnya saya punya niat untuk nulis blog lagi. Laptop baru aja rusak beberapa bulan yang lalu dan belum bisa beli yang baru. But now I’m back dan hopefully bisa lanjut nulis terus.

Saya tau pasti banyak banget website-website dan blog lain yang udah pernah membahas soal topik yang akan saya angkat ini yaitu, Tips Makeup untuk Beginner bab Foundation. Let's admit kita semua pernah berada dalam posisi beginner. Gak mungkin pas brojol langsung bisa bikin alis dan blend eyeshadow atau bikin cut crease.



Saya pun belum menjadi seorang Makeup Artist Professional (but one day i will!) tapi beberapa hal yang akan saya sebutkan adalah pelajaran-pelajaran penting yang saya dapatkan selama durasi dua tahun belajar dandan.

1. Blend your foundation right away after applying!

Tekstur dan finish setiap foundation jelas beda-beda. Ada foundie yang teksturnya kental, watery, cream dan masih banyak lagi. Ditambah lagi dengan finish dari foundation itu sendiri. Ada yang matte, dewy, dan satin. Hal-hal seperti ini yang harus diperhatikan ketika mau apply foundation.

On my earlier days wearing makeup, aku pernah coba foundation nya Sariayu yang shade-nya Kuning Langsat. Teksturnya sangat, sangat, SANGAT watery, coverage-nya sangat light, dan ada wangi khasnya yang tradisional.

Cara saya pakai foundation ini adalah dengan menggunakan beauty blender abal-abal yang ga dibasahin karena awalnya memang saya gak ngerti gimana cara pakainya. Pertama-tama foundie dikocok dengan gerakan memutar (ini bener ya). Setelah itu saya totol-totol di seluruh wajah baru kemudian di blend.

Saya sempet melakukan teknik ini selama beberapa bulan, tanpa menyadari kalau ada foundie yang belum ke blend tapi udah mengering duluan. Saat itu saya menyalahkan foundie-nya dengan alasan foundie itu memang kurang bagus. Seperti kata guru besar perlenongan yaitu Mbak Tati, dengan produk makeup seburuk apapun, pasti ada jalan untuk memaksimalkan hasil dari produk itu, yang penting adalah cara memakai dan mengaplikasikannya.

Setelah menghabiskan foundie Sariayu tadi, saya berganti ke BB Cream dari Skinaqua yang matte finish. Teksturnya sangat jauh berbeda dengan Sariayu. BB Cream ini lebih kental di tekstur dan beneran matte finish. Dengan cara yang sama dengan sebelumnya saya apply BB Cream ini.

Tentu saja, hasilnya sama dengan ketika pakai foundie Sariayu. Lagi-lagi ada dry patches. Barulah sadar kalau cara blend saya yang salah.

Mulai dari situ saya rubah cara blend dengan cara basahin aplikator (sponge) dan blend dari section ke section. Misalnya dari bagian jidat trus ke pipi kanan, pipi kiri, baru bagian tengah seperti hidung dan sekitarnya.



Kekurangan dari teknik ini adalah pembagian produknya yang suka gak rata. Kadang di pipi kanan lebih coverage, trus di pipi kiri masih banyak imperfection yang peeking through. Cara menghindarinya tidak lain dan tidak bukan untuk ambil produk sedikit demi sedikit dan layer kalau memang butuh di layer. Soal layer ini akan dijelaskan di poin berikutnya.

2. How to layer

Satu hal yang penting kalo lagi belajar dandan adalah, SABAR. Baik sabar dalam ngumpulin item buat dandan, belajar dan apply teknik yang tepat dan yang paling nyaman, sampe layering product. Layering product ini menurut saya adalah hal yang paling sulit. Kenapa? Karna saya bukan orang yang sabaran hehe. Mungkin layering prorduct ini nama lainnya adalah 'Teknik Sabar' karena memang teknik ini tidak membutuhkan any other speciality other than patient.

Kenapa harus di layer? Kenapa engga sekalian pake banyak, kan lebih hemat waktu?

Karena pakai langsung banyak punya resiko yang lebih besar. Foundie bisa cracking, eyeshadow bisa banyak fall out, susah di blend sehingga ada harsh line (and of course we don't want that), lipstick bisa cepat hilang, begitu juga dengan blush and contour.

Saya akan bahas soal layering foundie disini. Pertama yang kita butuhkan adalah kulit yang terhidrasi karna kulit yang kering juga bisa menyebabkan cracking. Tunggu sampai (moisturizer, primer, atau hydration product apapun) benar-benar menyerap kemudian baru kita mulai apply foundation sedikit demi sedikit dan tipis-tipis. Blend (tap tap tap and don’t drag) serata mungkin ke seluruh wajah. Tunggu beberapa menit sampai foundie kering. Kemudian baru bisa apply layer kedua.

Di layer kedua ini bisa tambahkan di bagian yang kurang coverage aja, atau bisa juga di apply ke seluruh muka hingga mencapai coverage yang diinginkan.

Tekniknya selalu sama, yaitu apply, blend dengan sabar dan rata, trus tunggu hingga kering dan menyerap, baru bisa move on ke tahap selanjutnya. Layering gak butuh angka pasti seberapa banyak kamu harus layering, sampai hasilnya memuaskan, kamu bisa berenti disitu.

3. Let it sit

Oke, poin ini adalah penting. Aku udah bahas soal ini di poin layering. Untuk lebih detail nya akan aku jelasin sekarang.

Setiap habis apply foundie, pastikan untuk didiamkan sampai kering. Kalau bisa jangan pakai blush atau contour, apa lagi di set pakai bedak. JANGAN.

Ketika foundie masih basah dan di pakein blush dan contour yang butuh banyak ngeblend, bisa dipastikan foundie akan kegeser. Kamu bisa aja mendapatkan bald patches. Apalagi kalo abis apply foundie langsung di set pake bedak, janga aja, pokoknya jangan.


2. Tools to apply your foundie

The best investment di makeup menurut aku adalah Tools. Menemukan tools yang tepat, nyaman, gak gampang rusak tentu adalah sebuah investment.

So far, aku udah pernah pakai dua jenis tools untuk apply foundie, yaitu brush dan sponge.

Flower Sponge (LAMICA), Flat Foundation brush (Oriflame), oval brush unbranded
Dua-duanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari pengalaman saya, sponge akan menyerap produk lebih banyak. Sementara brush, kalo kamu ga bisa ngeblend nya, maka akan ada brush stroke alias bekas-bekas jejak brush sehingga makeup jadi ga flawless.

Kelebihannya adalah kalau pakai sponge tentu saja menghindari brush stroke, menurut aku sponge lebih beginner friendly. Sementara brush akan memberikan lebih banyak coverage.

Pilih tools yang sesuai sama kebutuhan kamu. Niscaya akan tercapainya makeup yang flawless.


4. Lighting

Apakah point ini penting? Of course.

Kalau begitu, apakah butuh vanity mirror dengan lampu LED atau ringlight? Tentu tidak.

Dandan di depan pintu atau jendela udah cukup, asal kalian bukan orang yang percaya mitos 'duduk depan pintu akan membuat jodoh tak kunjung datang'. Buat orang yang percaya mitos ini bisa dandan di dalam ruangan, tapi pastikan pencahayaan yang cukup sudah tersedia.

Point ini di highlight karena saya menemukan dry patches berkat blend foundie gak bener yang tidak pernah disadari ketika ngaca di depan pintu. Karena waktu itu saya selalu dandan di dalem ruangan dengan pencahayaan yang remang-remang. Alhasil, banyak detail-detail yang kelewat.

6.  There's always trial and error, don't worry

Seperti yang udah saya bilang di awal, semua pernah jadi seorang pemula. Saya pun masih termasuk dalam kategori pemula. Untuk menulis tips-tips ini pun saya harus melewati trial and error.

Untuk mencapai tingkat MUA atau just simply pengen bisa dandan tentu butuh perjalanan panjang, butuh sabar dan banyak latihan. Layaknya kata motivasi buku tulis Sidu, 'Experience is the best teacher'. Jadikan pengalaman trial error ini pelajaran yang berharga. Jangan cepet nyerah!

Oh right, ada satu hal penting di bab foundation yang belum dibahas yaitu, shade. Saya pribadi belum pernah menemui kesulitan untuk memilih warna foundation karena kebetulan juga jarang beli foundation. Kalau belum habis ya gak beli. Jadi saya belum punya banyak pengalaman soal memilih shade foundation. Untuk dandanin orang sih saya selalu punya shade paling gelap dan yang terang biar bisa dicampur-campur.

Tadinya pengen jadiin tips beginner ini langsung semuanya, tapi kok banyak banget... Saya bener-bener pengen in detail ngejelasinnya. So, akan ada post selanjutnya yang menyusul.

Terima kasih sudah baca sampai akhir dan semoga membantu yaa...

Love,
Felicia Adinda

Post a Comment

My Instagram

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates